Takdir Anak IT – Part 6: Pertempuran di Quantum Hive

 22:00 SGT – Singapura, Quantum Hive Labs

Gedung futuristik itu menjulang seperti kristal, dipenuhi dinding kaca dengan sistem keamanan berlapis: drone patroli, fingerprint scanner, bahkan sensor retina. Di dalamnya tersimpan kunci kedua Project Garuda—dan pemiliknya, Aruna.

Putra bersama tim bayangannya sudah tiba di pelabuhan Singapura dengan kapal kecil. Malam itu langit mendung, angin kencang, sempurna untuk penyusupan.


Strategi Penyusupan

Putra membagi tugas:

  • Specter akan meretas jaringan satelit agar CCTV lab buta.

  • Hanami menyiapkan virus “Shiro-Kami” untuk melumpuhkan AI penjaga gedung.

  • Rizal menyusup lewat jalur logistik, menyamar sebagai teknisi.

  • Putra sendiri akan masuk ke lantai atas, langsung berhadapan dengan Aruna.

Putra: “Ingat, ini bukan sekadar pencurian. Kalau Nexora bangkit penuh, seluruh dunia bisa jadi budaknya.”


Perang Digital Dimulai

Begitu Specter mengacaukan jaringan satelit, layar keamanan Quantum Hive menampilkan gambar kosong. Drone patroli berputar tanpa arah.
Hanami meluncurkan Shiro-Kami—virus berbentuk animasi rubah putih—yang masuk ke sistem AI penjaga.

Namun tiba-tiba, alarm berbunyi. Di layar Specter muncul notifikasi:

“COUNTER-HACK DETECTED – INITIATED BY: ARUNA.”

Aruna ternyata sudah menunggu. Ia melawan langsung dari ruang server.


Pertemuan Putra dan Aruna

Di lantai 23, pintu kaca terbuka. Aruna berdiri di depan server utama, mengenakan jas putih Quantum Hive. Wajahnya dingin, tapi matanya bergetar saat melihat Putra.

Aruna: “Kamu tetap nekat. Kenapa, Putra? Kenapa tidak menyerahkan Project Garuda saja?”
Putra: “Karena aku tahu tujuan Nexora bukan melindungi, tapi memperbudak. Kamu pegang kunci kedua, kan? Kita bisa hentikan ini bersama.”
Aruna: (menahan emosi) “Kau pikir mudah? Adikku mati karena Nexora. Aku ingin mengendalikan sistem ini agar tidak ada lagi yang dirugikan. Tapi caramu… caramu terlalu berbahaya!”

Suasana tegang. Dua anak muda, sama-sama jenius IT, tapi terjebak di sisi berbeda.


Pertarungan

Aruna menekan panel kontrol, mengaktifkan AI Security Armor—robot humanoid hitam setinggi 2 meter. Matanya menyala merah, maju ke arah Putra.

Putra mengeluarkan drone tempur kecil dari tasnya. Drone itu menembakkan jaring listrik ke armor, tapi hanya melambatkannya. Pertarungan sengit terjadi di ruangan sempit. Pecahan kaca beterbangan.

Di tengah kekacauan, Putra mendekat ke konsol utama. Ia memasukkan flashdisk berisi SleepCode Reverser. Bar loading muncul:
23%... 49%... 71%...

Aruna berteriak:

Aruna: “BERHENTI, PUTRA! Kalau kunci ini jatuh ke tanganmu, dunia akan hancur!”

Putra menatapnya balik, penuh tekad.

Putra: “Atau dunia akan bebas. Pilihannya cuma itu.”


Twist – Pengkhianatan di Dalam Tim

Tiba-tiba komunikasi headset Putra berderak. Suara Specter masuk:

Specter: “Maaf, bro. Aku ambil alih sekarang.”

Layar Putra berubah—virus Shiro-Kami dialihkan, sistem konsol dibajak. Specter, anggota timnya sendiri, ternyata berkhianat. Ia ingin menjual Project Garuda ke pasar gelap internasional.

Specter: “Kalian terlalu idealis. Aku realistis. Dengan tiga kunci ini, aku bisa jadi penguasa dunia maya. Bye, kids.”


Akhir Menggantung

Sistem keamanan Quantum Hive langsung berubah kacau. Robot armor meledak, lampu ruangan mati.
Putra dan Aruna terjebak dalam gelap, hanya cahaya layar konsol yang menyala—menampilkan pesan terakhir dari Specter:

“Kunci kedua berhasil disalin. Kalian berdua hanyalah bidak dalam permainan ini.”

Putra menatap Aruna. Untuk pertama kalinya, mereka berada di sisi yang sama—dikhianati oleh orang dalam.

Putra: “Kita harus kerja sama. Kalau tidak, dunia akan benar-benar jatuh ke tangan yang salah.”
Aruna (pelan, hampir berbisik): “Baik. Tapi kalau kau mengkhianatiku, aku sendiri yang akan menghabisimu.”

Di luar gedung, sirene pasukan keamanan Singapura meraung. Specter sudah kabur dengan salinan kunci kedua.
Waktu semakin menipis—Nexora Wake Up Sequence: 72%…

Bersambung ke Part 7: Pengkhianat dalam Bayangan…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Skripsi Sistem Pakar Tanpa Bab Pembahasan