Takdir Anak IT – Part 5: Kunci Project Garuda

 02:30 WIB – Di Atas Laut Jawa

Drone besar yang ditumpangi Putra melaju di ketinggian rendah, menghindari radar militer. Angin malam menampar wajahnya, tapi pikirannya jauh lebih kacau. Hard disk Nexora—isi Project Garuda—berada dalam tasnya.

Ia membuka laptop, menyambungkan disk itu, lalu muncul tampilan aneh: peta digital Indonesia dengan puluhan titik merah berkedip.

Putra (berbisik): “Ini… bukan cuma AI. Ini blueprint untuk mengendalikan infrastruktur negara: listrik, satelit, jaringan internet, bahkan sistem keuangan.”

Di pojok kanan layar, ada tulisan samar:
“Hanya bisa diakses dengan tiga kunci enkripsi.”

Putra baru memegang satu kunci—punya ayahnya. Dua lagi tersebar entah di mana.


Pertemuan Misterius di Jakarta

Drone mendarat darurat di sebuah gedung kosong dekat Jakarta. Di sana, seorang pria tua menunggunya. Namanya Raka, mantan partner ayahnya di Project Garuda.

Raka: “Putra… ayahmu percaya suatu hari kau akan melanjutkan misinya. Project Garuda awalnya dibuat untuk melindungi Indonesia dari perang siber global. Tapi Nexora membajaknya.”
Putra: “Kalau begitu, mana kunci kedua?”
Raka menghela napas. “Kunci itu ada pada seseorang yang tak pernah kau duga… Aruna.”

Putra terdiam. Gadis yang menodongnya kemarin ternyata bukan hanya lawan, tapi bagian dari rahasia terbesar ini.


Buruan Ganda

Sementara itu, berita internasional makin panas:

📺 “Interpol tingkatkan status Putra Pribowo menjadi buronan kelas A. Beberapa negara menawarkan hadiah 5 juta USD untuk penangkapannya.”

Kini, bukan cuma polisi dunia yang mengejarnya—bounty hunter siber dan kelompok kriminal juga ikut memburu.

Putra sadar, ia butuh tim. Ia tak bisa melawan sendirian.


Membentuk Tim Bayangan

Di forum darknet, Putra menghubungi beberapa alias lama:

  • Specter – peretas jaringan satelit dari Eropa Timur.

  • Hanami – ahli AI asal Jepang yang dulu keluar dari proyek Nexora.

  • Rizal – mantan intel siber Indonesia, yang punya koneksi militer.

Mereka semua setuju bergabung—bukan karena uang, tapi karena tahu Nexora bisa menguasai dunia jika jatuh ke tangan yang salah.


Twist – Kunci Kedua

Saat melakukan penyusupan ke server internasional, Specter menemukan sesuatu: data terenkripsi yang menunjuk ke Singapura. Lokasinya—sebuah pusat riset AI multinasional, Quantum Hive Labs.

Putra: “Jadi kunci kedua ada di sana?”
Specter: “Benar. Tapi ada masalah besar.”
Putra: “Apa?”
Specter: “…Pemilik lab itu adalah Aruna.”

Putra terdiam. Semua potongan puzzle mulai jelas. Aruna bukan sekadar lawan—ia pewaris salah satu kunci.


Akhir Menggantung

Malam itu, di markas kecilnya di Jakarta, Putra menatap layar. Peta misi menampilkan Singapura sebagai tujuan berikutnya.

Putra: “Kalau aku bisa meyakinkan Aruna, kita bisa membuka Project Garuda. Kalau tidak… ini akan jadi perang.”

Di luar, suara helikopter asing terdengar mendekat. Lampu sorot menembus jendela, dan suara pengeras berbunyi:

“PUTRA PRIBOWO! KAMI SUDAH MENEMUKANMU!”

Laptopnya berbunyi alarm. Sistem Nexora yang tadi “tertidur” mulai aktif kembali.
Di layar, muncul pesan dingin:

“WAKE UP SEQUENCE – 40% COMPLETE.”

Putra menggenggam hard disk erat-erat. Ia tahu waktunya hampir habis.

Bersambung ke Part 6: Pertempuran di Quantum Hive…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Hacking Windows Server 2000

Tentang Skripsi Sistem Pakar Tanpa Bab Pembahasan