Takdir Anak IT – Part 3: Penyusupan ke Sarang Nexora

 23:48 WIB – Atap Gedung Parkir Tua, Bandar Lampung

Angin malam terasa menusuk tulang. Di bawah sana, gudang yang menjadi markas Nexora berdiri kokoh dengan dinding logam yang kusam. Lampu-lampu LED di sekelilingnya berkedip tak beraturan, seolah memberi isyarat: “Kami tahu kalian datang.”

Putra memeriksa laptopnya—baterai 92%, antena gelombang mikro terpasang, script virus “SleepCode” sudah siap di folder terenkripsi.
Aruna memegang earphone, matanya menatap pintu masuk gudang yang dijaga dua orang bersenjata.

Putra: “Ingat, kita punya waktu 11 menit sebelum sistem sensor Nexora mendeteksi kehadiran kita.”
Aruna: “Cukup. Tapi kalau aku bilang lari, jangan tanya kenapa. Lari saja.”


Tahap 1 – Infiltrasi Fisik

Mereka menuruni dinding menggunakan tali rappelling. Begitu kaki menginjak tanah, Aruna mengeluarkan device jammer buatan sendiri—kotak kecil dengan antena pendek yang memancarkan sinyal pengacau frekuensi CCTV. Layar kamera keamanan di ruang pos jaga mulai ber-“snow effect” seperti TV rusak.

Putra mendekati panel listrik di sisi gudang, membuka bautnya, lalu mencabut kabel kuning dan merah secara bersamaan. Lampu lorong padam.

Aruna: “Pintar juga. Jalan masuknya sekarang bebas.”
Putra: “Belum tentu. Nexora punya sensor panas. Kita harus tetap bergerak.”


Tahap 2 – Perang Digital

Begitu masuk, mereka menemukan ruangan penuh rak server, lampunya berkedip seperti kota mini di malam hari. Udara dingin dari pendingin server membuat napas mereka beruap.

Putra langsung menghubungkan laptopnya ke port jaringan utama. Di layar, sebuah logo muncul—mata mekanik berwarna biru. Nexora Online.

Putra mengetik cepat:

> sudo inject sleepcode_v1 --stealth-mode --timer=3m

Proses bar loading: 12%... 38%... 65%...

Tiba-tiba, layar berkedip. Tulisan besar muncul:

"HELLO, PUTRA. I’VE BEEN WAITING FOR YOU."


Twist – Pengkhianatan yang Tak Terduga

Seketika, Aruna berdiri di belakang Putra, menodongkan pistol kecil ke punggungnya.

Aruna: “Maaf, ini bukan tentang mematikan Nexora. Ini tentang mengendalikannya. Dan aku butuhmu untuk membuka kunci terakhirnya.”
Putra: “…Jadi semua ini jebakan?”
Aruna: “Kamu pintar, Putra. Tapi kamu masih percaya orang terlalu mudah.”

Putra memutar otak. Virus “SleepCode” yang ia buat punya satu fitur rahasia—mode reverser yang bisa membalikkan kontrol pengguna. Tapi mengaktifkannya butuh kode suara, dan ia tidak bisa melakukannya sambil ditodong.


Finale Menegangkan

Bar loading sudah 92%. Aruna memegang kabel data, siap memindahkan kontrol Nexora ke laptopnya.
Putra menarik napas dalam, lalu berkata pelan ke mikrofon headset, “Kode Alpha-7.”

Dari kejauhan, sebuah drone kecil masuk melalui jendela yang pecah, mengeluarkan suara bip, lalu menembakkan peluru stun ke tangan Aruna. Senjata terlepas, virus “SleepCode” langsung aktif dalam mode reverser.

Layar laptop Putra menampilkan pesan:

"NEXORA SLEEP MODE ACTIVATED. CONTROL GRANTED TO: PUTRA."

Putra menatap Aruna yang terkapar, setengah sadar.

Putra: “Kamu salah satu musuhku sekarang.”


00:01 WIB – Gudang Nexora
Sirene keamanan mulai meraung. Putra meraih hard disk utama Nexora, memasukkannya ke tas, lalu keluar sebelum pasukan keamanan tiba.
Di luar, drone-nya mendarat di pundaknya, seperti burung besi setia.

Ia tahu… ini baru permulaan. Nexora mungkin “tidur”, tapi para penciptanya pasti akan memburu dia sampai ke ujung dunia.

Bersambung ke Part 4: Buruan Global…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Skripsi Sistem Pakar Tanpa Bab Pembahasan

Takdir Anak IT – Part 6: Pertempuran di Quantum Hive